Thursday, October 24, 2013

Hotel Tertinggi di Eropa Dibangun di Gunung Elbrus

Hotel Tertinggi di Eropa Dibangun di Gunung Elbrus

Jumat, 18 Oktober 2013 Dibaca : 237 kali
Hotel Tertinggi di Eropa Dibangun di Gunung ElbrusSumber Foto : LEAP Factory
Beritabali.com, Rusia. Hotel tertinggi lokasinya di Eropa telah dibuka di lereng Gunung Elbrus, Rusia, September 2013.
Hotel LEAP 3912 terletak di Republik Kabardino-Balkaria, Kaukasus Utara, tegak berdiri 4.000 meter di atas permukaan laut dan menelan biaya sekitar US$ 4 juta (Rp 44 miliar).
Para pejabat distrik Elbrus Rabu kemarin (16/10) mengatakan, hotel berwawasan lingkungan ini dibangun dengan cara prefabrikasi, dan sudah menyambut para tamu perdana mereka.
Komponen hotel ini dibuat di Italia dan diusung ke Kabardino-Balkaria untuk dirakit, tulis RIA Novosti. Kamis (17/10).
Hotel ini dilengkapi dengan panel listrik tenaga surya yang mampu menerangi seluruh ruangan, menyalakan pemanas dan menghidupkan air panas untuk mandi.
Hotel yang memiliki 49 kamar ini dirancang dengan struktur modular, dilengkapi dengan sebuah restoran dan fasilitas pengelolaan air limbah. Bentuknya yang mirip cangkang kerang malah mengurangi konsumsi energi. Selain itu tetamu hotel bisa menikmati keindahan panorama Gunung Elbrus yang merupakan rangkaian pengunungan Alpine
Struktur modular dirancang dan dibuat di Italia kemudian diangkut dengan helikopter menuju lereng Gunung Elbrus. Dalam waktu beberapa hari, hotel ini berhasil berdiri tegak berkat para teknisi yang terlatih. Mulai dioperasikan pada bulan September yang lalu. Belum jelas berapa harga sewa kamar eco-hotel ini. (bbn/inilah.com)

Libur Galungan, Tanah Lot Diserbu Wisatawan

Libur Galungan, Tanah Lot Diserbu Wisatawan

Kamis, 24 Oktober 2013 Dibaca : 20 kali
Libur Galungan, Tanah Lot Diserbu WisatawanSumber Foto : Beritabali.com
BeritaBali.com,Tabanan. Hari Raya Manis Galungan, Daya Tarik Wisata Tanah Lot Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan diserbu para wisatawan baik lokal, domestik maupun mancanegara, Kamis (24/10).
Seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pengunjung  sangat ramai pada Manis Galungan. Kendaraan roda dua maupun empat sejak pagi sudah  mulai berdatangan. Meski pengunjung sangat padat, pihak pengelola DTW Tanah Lot tidak menyiapkan persiapan khusus.
Situasi membludaknya pengunjung ke DTW Tanah Lot akan berlangsung sampai hari minggu.
Apalagi di Tanah Lot akan ada dua kegiatan keagamaan yakni pada tanggal 2 November 2013 akan ada piodalan di Pura Luhur Pakendungan. Dan  odalan di Pura Luhur Tanah Lot yang akan berlangsung dari tanggal 6-9 November 2013.
Manajer DTW Tanah Lot,  I Ketut Toya Adnyana mengatakan kunjungan wisatawan ke Tanah Lot mulai melonjak sejak selama penampahan dan manis Galungan cukup meningkat. Dikatakan  selama liburan Galungan yang jatuh, Rabu (23/10), kunjungan mencapai 8.875 orang dibandingkan Galungan sebelumnya hanya mencapai 8.626 orang.
"Galungan kali ini kunjungan  naik 2,81 persen. Meningkat dari yang sebelumnya," ungkap Toya Adnyana.
Peningkatan kunjungan selama hari raya Galungan ini, kata Toya didominasi oleh wisatawan domestik luar Bali dan lokal Bali.  Wisatawan domestik yang dari luar Bali lanjutnya, datang secara berombongan dengan menggunakan bus dan berliburan khusus.
"Kalau manca negara hanya saat sore hari aja karena mereka menyaksikan berbagai ritual. Justru wisatawan domestik luar Bali yang banyak datang secara rombongan," katanya. (nod)

Kumpulan Foto "Para Wanita Tangguh di Bali" Halaman 1

Kumpulan Foto "Para Wanita Tangguh di Bali" Halaman 1

Dilihat : 0 kali
  • Wanita-wanita Tangguh di Bali

    Wanita-wanita Tangguh di Bali

    Wanita-wanita Tangguh di Bali

Kumpulan Foto "Para Wanita Tangguh di Bali" Halaman 1

Kumpulan Foto "Para Wanita Tangguh di Bali" Halaman 1

Dilihat : 0 kali
  • Wanita-wanita Tangguh di Bali

    Wanita-wanita Tangguh di Bali

    Wanita-wanita Tangguh di Bali

Kumpulan Foto "Para Wanita Tangguh di Bali" Halaman 1

Kumpulan Foto "Para Wanita Tangguh di Bali" Halaman 1

Dilihat : 0 kali
  • Wanita-wanita Tangguh di Bali

    Wanita-wanita Tangguh di Bali

    Wanita-wanita Tangguh di Bali

Construction Progress of Toll Road Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa

Construction Progress of Toll Road Nusa Dua - Ngurah Rai - Benoa 

 

http://www.youtube.com/watch?v=01OLpRtdKKc&feature=player_embedded

 

klik to watch

Mantapkan Kurikulum, STMIK Primakara Gelar C-IV TAE

Mantapkan Kurikulum, STMIK Primakara Gelar C-IV TAE

Selasa, 17 September 2013 Dibaca : 364 kali
Mantapkan Kurikulum, STMIK Primakara Gelar C-IV TAESumber Foto : Beritabali.com/Ist
Beritabali.com, Denpasar. Dalam rangka mengantisipasi berlakunya AFTA 2015, STMIK Primakara bekerjasama dengan Hobart Technology – Tasmania Australia menggelar program Certificate IV in Training and Assesment (C-IV TAE).
Kegiatan ini merupakan salah satu komponen Australia Qualification Framework (AQF) yang memfokuskan pada pengetahuan dan ketrampilan di tempat kerja. Hasil pembelajarannya didasarkan pada standart industri, dan penilaiannya didesain agar peserta mampu menyusun rencana perkuliahan sesuai kondisi industri saat ini.
Kegiatan ini diselenggarakan secara intensif, tanggal 22 Agustus hingga 16 September 2013, dan diikuti oleh para dosen tetap STMIK Primakara. Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, para dosen mampu menerapkan ilmunya dalam menyusun rencana perkuliahan, sekaligus mampu memberi penilaian terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa, sesuai dengan standart industri saat ini.
Ketua STMIK Primakara, I Putu Agus Swastika, M.Kom menyampaikan bahwa Certificate IV untuk para dosen ini sebagai upaya menyiapkan dosen agar mampu mengajar dan memberi penilaian kepada mahasiswa sesuai kompetensi standar Internasional. "Setelah kurikulumnya disesuaikan dengan standar internasional, maka dosen-dosennya juga harus disiapkan agar bisa mengajar dan menilai secara standar internasional," jelas Agus Swastika yang juga tim ahli BPPT ini.
STMIK Primakara yang memiliki dua program studi S1 yaitu Sistem Informasi dan Teknik Informatika, satu diploma IV yaitu Sistem Informasi Akuntansi dan satu diploma III Sistem Informasi, menyelenggarakan pelatihan ini dalam rangka peningkatan kemampuan dosen serta mengantisipasi pelaksanaan Recognition of Prior Learning (RPL) dengan Hobart Technology.
RPL ini akan memfasilitasi mahasiswa Primakara untuk mendapatkan Certificate III in Information Technology selain Gelar Sarjana, Sarjana Sain Terapan dan Ahli Madya Komputer yang akan diperoleh mahasiswa saat lulus nanti.
Dengan menyiapkan para dosen agar mampu mengajar dan memberi penilaian kepada mahasiswa sesuai kompetensi standar Internasional, lulusan Primakara nantinya diharapkan mendapatkan pengakuan secara nasional dan global sehingga siap menghadapi AFTA 2015.
"Sesuai dengan visi global STMIK Primakara, kelak, ketika AFTA sudah diberlakukan, lulusan Primakara dapat bersaing di dalam maupun di luar negeri," pungkas Agus Swastika. (adv)

Gitar Ukir Wayan Tuges untuk Kampanye Satwa Liar

Gitar Ukir Wayan Tuges untuk Kampanye Satwa Liar

Sabtu, 05 Oktober 2013 Dibaca : 609 kali
Gitar Ukir Wayan Tuges untuk Kampanye Satwa LiarSumber Foto : Beritabali.com
Beritabali.com, Gianyar. Gitar ukir yang selama ini dibuat oleh Wayan Tuges sebagaian besar tersebar di belahan Amerika. Saat ini, setidaknya ada sekitar 1300 produksi kerajinanya dipergunakan oleh kalangan gitaris ternama.
Garapan terbarunya, sebuah gitar polos yang berperanti gadged cerdas milik gitaris asal Jawa Timur “Mr D” Hernanto untuk mengkampanyekan penyelamatan banteng Jawa yang terancam punah.
I Wayan Tuges yang dikenal sebagai pemahat gitar fenomenal, bersedia memahat body gitar yang disediakan oleh Mr D dengan ukiran Curik Bali dan Banteng Jawa. Ketika ditemui Rabu (2/10/2013), bertempat di areal workshop, desa Guang, Sukawati, Gianyar. Tuges tengah mengadakan sebuah ritual pemberian energi secara niskala terhadap gitar yang nantinya digunakan oleh “Mr D” Hernanto yang dikenal piawai memainkan gitar dengan satu jari.
“ Sebelum diukir kita melakukan upacara pemberian Taksu. Yang menurut keyakinan Hindu agar benda yang digunakan nanti memiliki sebuah ruh “, ungkap Tuges, siang itu.
Menurut Tuges yang mengaku pakem terhadap ilmu membuat gitar ukir, nantinya gitar eklusif ini akan rampung selama tiga minggu. Sebagai seorang pengawal pembuat gitar gadged pertama di Indonesia, dirinya mmeberikan support penuh terhadap Mr D yang saat ini membawa angin segar bagi upaya kampanye satwa liar.
“ Selama mengukir diperlukan kehati-hatian, membuat ukiran agar benar- benar hidup, itulah kesuliatnnya “, kata Tuges, yang pernah belajar buat gitar bersama George Morris (Master Luthier) di tahun 2007.
Selanjutnya, inilah sebuah bukti bahwa karya anak bangsa yang sudah mendunia, yakni Blueberry dan Rick Hanes gitar bersinergi untuk menunjukkan bahwa bangsa kita punya dua produk gitar dimata dunia. Dengan demikian, gitar tak sekedar instrumen pendukung semata, namun sudah menjadi media kampanye satwa liar di Indonesia. (eja)

Rangkaian Upacara dan Makna Hari Raya Galungan

Rangkaian Upacara dan Makna Hari Raya Galungan

Selasa, 22 Oktober 2013 Dibaca : 305 kali
Rangkaian Upacara dan Makna Hari Raya Galungan Sumber Foto : google/ilustrasi
Beritabali.com, Denpasar. Umat Hindu di Bali dan Nusantara, pada Rabu (23/10/2013) merayakan hari raya Galungan. Perayaan Hari Raya Galungan dan juga Kuningan merupakan rangkaian perayaan yang paling panjang di antara hari-hari raya Agama Hindu, dimana jarak waktunya selama 60 hari. Berikut rangkaian upacara Galungan dan Kuningan serta makna dari upacara-upacara tersebut.
1. Hari Sabtu Kliwon Wariga yang disebut dengan Tumpek Pengarah atau Pengatag, tepatnya 25 hari sebelum Hari Raya Galungan dan persembahan ditujukan kepada dewa Sankara (nama lain Dewa Siva)sebagai penguasa tumbuh-tumbuhan dengan mempersembahkan sesajen pada pohon-pohon kayu yang menghasilkan buah, daun, dan bunga yang akan digunakan pada Hari Raya Galungan.
2. Sugihan Jawa atau Sugihan Jaba ; yaitu Sebuah kegiatan rohani dalam rangka menyucikan bhuana agung (makrokosmos) yang jatuh pada hari Kamis Wage Sungsang. Kata Sugihan berasal dari urat kata Sugi yang artinya membersihkan dan Jaba artinya luar, jadi Hari Sugihan Jawa tersebut bukanlah hari Sugihan bagi para pengungsi leluhur-leluhur dari jawa pasca bubarnya Majapahit. Maksud sebenarnya adalah pembersihan Bhuana Agung - sekala-niskala.
Dalam lontar Sundarigama dijelaskan: bahwa Sugihan Jawa merupakan "Pasucian dewa kalinggania pamrastista bhatara kabeh" (pesucian dewa, karena itu hari penyucian semua bhatara). Pelaksanaan upacara ini dengan membersihkan alam lingkungan, baik pura, tempat tinggal, dan peralatan upacara di masing-masing tempat suci. Dan yang terpenting adalah membersihkan badan phisik dari debu kotoran dunia Maya, agar layak dihuni oleh Sang Jiwa Suci sebagai Brahma Pura.
3. Sugihan Bali; Jatuh pada hari Jumat Kliwon wuku Sungsang (sehari setelah Sugihan Jawa). Bali dalam bahasa Sansekerta berarti kekuatan yang ada dalam diri. Jadi Sugihan Bali memiliki makna yaitu menyucikan diri sendiri, sesuai dengan lontar Sundarigama: "Kalinggania amrestista raga tawulan" (oleh karenanya menyucikan badan jasmani-rohani masing-masing /mikrocosmos) yaitu dengan memohon tirta pembersihan /penglukatan. Manusia tidak saja terdiri dari badan phisik tetapi juga badan rohani (Suksma Sarira dan Antahkarana Sarira). Persiapan phisik dan rohani adalah modal awal yang harus diperkuat sehingga sistem kekebalan tubuh ini menjadi maksimal untuk menghadapi musuh yang akan menggoda pertapaan kita.
4. Panyekeban – puasa I ; Jatuh pada hari Minggu Pahing Dungulan.Panyekeban artinya mengendalikan semua indrya dari pengaruh negatif, karena hari ini Sangkala Tiga Wisesa turun ke dunia untuk mengganggu dan menggoda kekokohan manusia dalam melaksanakan Hari Galungan. Dalam Lontar Sunarigama disebutkan : "Anyekung Jnana" artinya mendiamkan pikiran agar tidak dimasuki oleh Bhuta Galungan dan juga disebutkan "Nirmalakena" (orang yang pikirannya yang selalu suci) tidak akan dimasuki oleh Bhuta Galungan.
Melihat pesan Panyekeban ini mewajibkan umat Hindu untuk mulai melaksanakan Brata atau Upavasa sehingga pemenuhan akan kebutuhan semua Indriya tidak jatuh kedalam kubangan dosa; pikirkan yang baik dan benar, berbicara kebenaran, berprilaku bijak dan bajik, mendengar kebenaran, menikmati makanan yang sattvika, dan yang lain, agar tetap memiliki kekuatan untuk menghalau godaan Sang Mara. Jadi tidak hanya nyekeb pisang (biu) atau tape untuk bebantenan saja.
5. Penyajaan – puasa II ; jatuh pada hari Senin Pon Dungulan. Pada hari ini umat mengadakan Tapa Brata Yoga Samadhi dengan pemujaan kepada Ista Dewata. Penyajaan dalam lontar Sundarigama disebutkan : "Pangastawaning Sang Ngamong Yoga Samadhi" upacara ini dilaksanakan pada hari Senin Pon Dungulan. Dengan Wiweka dan Winaya, manusia Hindu diajak untuk dapat memilah kemudian memilih yang mana benar dan salah. Bukan semata-mata membuat kue untuk upacara.
6. Penampahan – puasa III ; jatuh pada hari Selasa Wage Dungulan tepat sehari sebelum hari Raya Galungan. Penampahan berasal dari kata tampah atau sembelih artinya ; bahwa pada hari ini manusia melakukan pertempuran melawan Adharma, atau hari untuk mengalahkan Bhuta Galungan dengan upacara pokok yakni Mabyakala yaitu memangkas dan mengeliminir sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri, bukan semata-mata membunuh hewan korban, karena musuh sebenarnya ada di dalam diri (Sad Ripu, Sad Atatayi, Sapta Timira, dll), dan bukan di luar diri kita termasuk sifat- sifat hewani tersebut.
Ini sesuai dengan lontar Sundarigama yaitu ; "Pamyakala kala malaradan". Inilah puncak dari Brata dan Upavasa umat Hindu, bertempur melawan semua bentuk Ahamkara - kegelapan yang bercokol dalam diri.
Hari Penampahan Galungan inilah yang pada dewasa ini paling kehilangan makna spiritualnya yang paling penting. Konsentrasi kebanyakan keluarga membuat makanan yang enak-enak. Padahal ada upakara penting di Madya Mandala untuk Memohon Tirta dari Luhuring Akasa dalam rangka me-nyomia Buta Kala di Bhana Agung dan Alit yang sering terlewatkan. Selama ini justru sebagain besar dari kita malah berpesta pora makan, lupa terhadap jati diri, menikmati makanan, mabuk. Sehingga bukan Nyomya Bhuta Kala- Nyupat Angga Sarira, malah kita akhirnya menjelma jadi Bhuta itu sendiri.
7. Galungan – lebar puasa ; Jatuh pada hari Rabu Kliwon wuku Dungulan, Hari ini merupakan hari kemenangan dharma terhadap adharma setelah berhasil mengatasi semua godaan selama perjalan hidup ini, dan merupakan titik balik agar manusia senantiasa mengendalikan diri dan berkarma sesuai dengan dharma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan dalam usaha mencapai anandam atau jagadhita dan moksa serta shanti dalam hidup sebagai mahluk yang berwiweka.
8. Manis Galungan; Setelah merayakan kemenangan , manusia merasakan nikmatnya (manisnya) kemenangan dengan mengunjungi sanak saudara mesima krama dengan penuh keceriaan, berbagi suka cita, mengabarkan ajaran kebenaran betapa nikmatnya bisa meneguk kemenangan. Jadi pada hari ini umat Hindu wajib mewartakan-menyampaikan pesan dharma kepada semua manusia inilah misi umat Hindu Dharma. Cara menyampaikan ajaran kebenaran adalah dengan Satyam Vada yaitu mengatakan dengan kesungguhan dan kejujuran.
9. Pemaridan Guru; Jatuh pada hari Sabtu Pon Dungulan, maknanya pada hari ini dilambangkan dengan kembalinya Dewata-dewati, pitara-pitari, para leluhur ke tempat payogannya masing-masing dan meninggalkan anugrah berupa kadirgayusan yaitu ; hidup sehat umur panjang, dan hari ini umat menikmati waranugraha dari dewata. Di beberapa daerah dibali biasanya dilakukan dengan sarana banten "tegen-tegenan" yang berisi hasil bumi berupa padi, buah-buahan dan aneka rupa jajanan yang tujuannya diperuntukkan untuk memberikan bekal kepada para leluhur yang akan mantuk kembali ke sunya loka.
10. Pemacekan Agung; Jatuh pada hari Senen Kliwon wuku Kuningan. Tepat pada hari ini merupakan hari pertengahan dari rangkaian panjang hari raya Galungan. Hari ini tepat 30 hari dari sejak hari Tumpek Pengarah, dan 30 hari menjelang hari Pegat Uwakan (Buda Kliwon Pahang). Pada hari ini umat menancapkan dan meneguhkan tekadnya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam menghadapi dan mengarungi kehidupan selanjutnya dengan senantiasa berjalan dalam koridor dharma. Pada hari ini dibeberapa wilayah dibali dilakukan persembahyangan dengan sarana raka ajengan tipat pesor sebagai rasa syukur dan sujud bakti kehadapanNya.
11. Sepuluh hari setelah Galungan disebut Kuningan. Pada Hari ini diyakini bahwa para dewata dan roh-roh leluhur akan turun ke marcapada/mayapada untuk menerima sembah bakti umat dan prati sentananya dengan segala cinta kasihnya, dan pada siang harinya para dewata dan roh suci leluhur kembali menuju kahyangan stana-nya masing-masing yang diyakini tempatnya di svargaloka (alam sorga). Kuningan merupakan hari kasih sayang, yang disimbulkan melalui berbagai pratika upakara seperti: tamiang, koleman, sulangi, tebo, dan endongan.
Rangkaian perayaan Galungan dan Kuningan berkahir pada Hari rabu Kliwon wuku Pahang yang sering disebut hari raya Pegat Uwakan. Pada hari ini umat melakukan persembahyangan mengahturkan suksmaning manah lan idep kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas karunia dan wara nugrahanya bisa melaksanakan rangkaian perayaan hari Raya Galungan dengan sempurna.
Demikian makna Hari Raya Galungan sebagai hari pendakian spritual dalam mencapai kemenangan /wijaya dalam hidup dan kehidupan ini, ditinjau dari sudut pelaksanaan upacara dan makna filosofisnya.
Kalander Bali dan Upakara serta Upacaranya sangat sinkron/matching dengan alam semesta. Sekali pun dipakai sarana bebantenan yang paling sederhana, manfaat yang didapatkannya tetap sangat luar biasa. Sekalipun dikerjakan oleh orang biasa yang tidak terlatih khusus dan tidak punya kemampuan batin tinggi, namun manfaat yang diberikan tetap berlaku. (bbcom/berbagai sumber)

BERITA BALI

MESULUH MALU

Berita Hari ini. Jumat, 25 Oktober 2013

Kasus-kasus korupsi ini dibongkar pada era Jokowi-Ahok

Share Detail
Reporter : Fikri Faqih | Jumat, 25 Oktober 2013 04:22
107


Kasus-kasus korupsi ini dibongkar pada era Jokowi-Ahok
Jokowi resmikan pembangunan monorail lanjutan. ©2013 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
 Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan gebrakan dalam perubahan kota. Mulai dari infrastruktur hingga birokrasi. Hal ini terlihat dengan terbongkarnya beberapa kasus korupsi sebelum dia memerintah.

Pejabat yang ditetapkan menjadi tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) mulai dari tingkat lurah sampai mantan kepala Dinas. Tindakan korupsi dilakukan sebelum Jokowi dan Ahok menjabat, melainkan di saat era kepemimpinan Fauzi Bowo.

Wednesday, October 16, 2013


CARA MEMASANG LAGU DI BLOG OTOMATIS DIPUTAR
Ditulis oleh Ricky Pratama
Judul: CARA M

Informasi Terbaru 2013

Tips Memilih Rumah Full Furnish

 

Cara Memilih Bantal untuk Tidur Nyenyak dan Berkualitas

Tips Cara Mudah Merawat POWER BANK

Cara Membuat Daftar Riwayat Hidup CV yang baik dan Menarik

Tips dan Cara Memilih Tabungan untuk Anak

Tips Cara Membuat Makanan Sehat dan Murah

Tips Memilih Rumah Full Furnish

Tips Memilih Rumah Full Furnish

Sejarah/Asal Usul berdiri Negara Indonesia


Sejarah/Asal Usul berdiri Negara Indonesia

Posted by alfi
Republik Indonesia ialah sebuah negara kepulauan yang disebut sebagai Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara tanah besar Asia Tenggara dan Australia dan antara Lautan Hindi dan Lautan Pasifik. Indonesia bersempadankan Malaysia di Kalimantan,Papua New Guinea di pulau Papua, dan Timor Timur/Timor Leste di pulau Timor.

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah oleh “Manusia Jawa” pada masa sekitar 500.000 tahun yang lalu. Periode dalam sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: era pra kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan; era kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; era kemerdekaan, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta era reformasi yang berlangsung sampai sekarang.
Sejarah/Asal Usul berdiri Negara Indonesia
Prasejarah

Secara geologi, wilayah Indonesia modern muncul kira-kira sekitar masa Pleistocene ketika masih terhubung dengan Asia Daratan. Pemukim pertama wilayah tersebut yang diketahui adalah manusia Jawa pada masa sekitar 500.000 tahun lalu. Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es.

Era pra kolonial

Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Kerajaan Tarumanagara menguasai Jawa Barat sekitar tahun 400. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut. Pada masa Renaisans Eropa, Jawa dan Sumatra telah mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dan sepanjang dua kerajaan besar yaitu Majapahit di Jawa dan Sriwijaya di Sumatra sedangkan pulau Jawa bagian barat mewarisi peradaban dari kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda.

Kerajaan Hindu-Buddha

Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Kerajaan Islam

Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi. Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia Barat sejak abad 7. Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan.

Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang yang masih menganut Budha.
Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440. Rajanya seorang Muslim bernama Bayang Ullah.

Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.

Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah atau mubaligh merupakan utusan dari pemerintahan islam yg datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan/kesultanan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kesultanan/Kerajaan penting termasuk Samudra Pasai, Kesultanan Banten yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa Tengah, dan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore di Maluku di timur.

Kolonisasi Belanda

Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati kebangkrutannya.

VOC

Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.

Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala. VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.

Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya – baik yang Belanda maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.

Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.

Gerakan nasionalisme

Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, [Serikat Dagang Islam] dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, [Budi Utomo]. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

Perang Dunia II

Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

Era Jepang

Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Era kemerdekaan

Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan “Proklamasi” pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

Perang kemerdekaan

Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada 27 Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.

Demokrasi parlementer

Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.

Demokrasi Terpimpin

Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan.

Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label “Demokrasi Terpimpin”. Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah “rencana neo-kolonial” untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetab Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).

Nasib Irian Barat Konflik Papua Barat

Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini (Irian), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.

Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan terhadapa Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

Gerakan 30 September / G30 S PKI

Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk “Angkatan Kelima” dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.

Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

Era Orde Baru

Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang merajalela.

Irian Jaya

Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan “Act of Free Choice” (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.

Timor Timur

Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.
Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000 warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain. Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia.

Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang menintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002.

Krisis ekonomi

Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

Era reformasi Pemerintahan Habibie

Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.

Pemerintahan Wahid

Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto – sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

Pemerintahan Megawati

Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.

Pemerintahan Yudhoyono

Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.

Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.

BAHASA JAWA KUNO

Peran Bahasa Kawi Dalam Pertumbuhan
Dan Perkembangan Bahasa Indonesia


1. Pengertian Bahasa Kawi

Bahasa Kawi adalah suatu jenis bahasa yang pernah berkembang di Pulau Jawa pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha nusantara dan dipakai dalam penulisan karya-karya sastra. Dalam tradisi Jawa, bahasa Kawi juga disebut dengan istilah bahasa Jawa Kuna. Meskipun demikian, bahasa Kawi sendiri bukan bahasa Jawa Kuna murni, karena telah mendapat pengaruh bahasa Sansekerta.
Istilah kawi sendiri bermakna "penyair". Sedangkan karya sastra yang dihasilkan oleh Sang Kawi disebut dengan nama kakawin. Biasanya kakawin berupa rangkaian puisi yang mengikuti pola-pola tertentu.
Penelitian ilmiah mengenai sastra Jawa Kuno mulai berkembang pada abad ke-19 awal dan mulanya dirintis oleh Stamford Raffles, Gubernur-Jenderal dari Britania Raya yang memerintah di pulau Jawa. Selain sebagai seorang negarawan beliau juga tertarik dengan kebudayaan setempat. Bersama asistennya, Kolonel Colin Mackenzie beliau mengumpulkan dan meneliti naskah-naskah Jawa Kuno.
Istilah sastra Jawa Kuno agak sedikit rancu. Istilah ini bisa berarti sastra dalam bahasa Jawa sebelum masuknya pengaruh Islam atau pembagian yang lebih halus lagi: sastra Jawa yang terlama. Jadi merupakan sastra Jawa sebelum masa sastra Jawa Pertengahan. Sastra Jawa Pertengahan adalah masa transisi antara sastra Jawa Kuno dan sastra Jawa Baru. Di dalam artikel ini, pengertian terakhir inilah yang dipakai.
Sastra Jawa Kuno yang terlestarikan sampai hari ini sebagian besar diturunkan dalam bentuk naskah manuskrip yang telah disalin ulang berkali-kali. Sehingga mereka jarang yang tertulis dalam bentuk asli seperti pada waktu dibuat dahulu, kecuali jika ditulis pada bahan tulisan yang awet seperti batu, tembaga dan lain-lain. Prasasti tertua dalam bahasa Jawa Kuno berasal dari tahun 804, namun isinya bukan merupakan teks kesusastraan. Teks kesusastraan tertua pada sebuah prasasti terdapat pada Prasasti Siwagreha yang ditarikh berasal dari tahun 856 Masehi.
Sedangkan naskah manuskrip tertua adalah sebuah naskah daun nipah yang berasal dari abad ke-13 dan ditemukan di Jawa Barat. Naskah nipah ini memuat teks Kakawin Arjunawiwaha yang berasal dari abad ke-11.Banyak teks dalam bahasa Jawa Kuno yang terlestarikan dari abad ke-9 sampai abad ke-14. Namun tidak semua teks-teks ini merupakan teks kesusastraan. Dari

masa ini terwariskan sekitar 20 teks prosa dan 25 teks puisi. Sebagian besar dari teks-teks ini ditulis setelah abad ke-11.
Kawi (juga dikenal dengan nama Kavi) adalah nama untuk sistem penulisan atau aksara yang berasal dari Jawa dan digunakan di sekitar Semenanjung Malaya dalam berbagai prasasti dan tulisan dari abad ke-8 hingga sekitar tahun 1500 M.[1] Kawi juga merupakan nama dari bahasa, yaitu Bahasa Kawi yang digunakan dalam prasasti dan tulisan tersebut di atas, namun lebih umum disebut sebagai Bahasa Jawa Kuna.
Gambar : Contoh bahasa Kawi
Aliran sastra yang ditulis dengan aksara ini disebut Kakawin.
Aksara Kawi berasal dari "Aksara Pallawa" menurut para ahli Studi Asia Tenggara seperti George Coedes and D. G. E. Hall sebagai dasar dari beberapa sistem penulisan atau aksara di Asia Tenggara.
Tulisan beraksara Kawi paling awal diketahui berasal dari zaman Kerajaan Singasari di Jawa. Sedangkan yang lebih baru ditemukan dalam masa Kerajaan Majapahit, juga di pulau Jawa dan Bali, Kalimantan dan Sumatera.
Huruf Kawi termasuk jenis abugida, yang artinya huruf-huruf dibaca dengan vokal yang menyertainya. Tanda diakritik digunakan untuk membunyikan vokal dan mewakili konsonan murni, atau mewakili vokal-vokal lain.

Dokumen terkenal yang ditulis dalam huruf Kawi adalah prasasti Laguna Copperplate Inscription, yang ditemukan 1989 [2] di Laguna de Bay, di metropleks Manila, Filipina. Prasasti ini ditulis pada 822 tahun Saka atau setara dengan tanggal 10 Mei 900 M,[3] dan ditulis dalam Bahasa Melayu Kuna dan mengandung banyak kata pinjaman / serapan dari bahasa Sansekerta dan beberapa dari elemen perbendaharaan kata non-Melayu yang asalnya meragukan antaralain dari Bahasa Jawa Kuna atau dari Tagalog Kuna[4]. Dokumen ini, selain penemuan lain akhir- akhir ini di negara tersebut seperti Golden Tara dari Butuan serta tembikar dan artifak perhiasan emas dari abad ke-14 yang ditemukan di Cebu, merupakan hal yang sangat penting dalam upaya merevisi sejarah kuno Filipina (900–1521).
Bahasa kawi ini mempengaruhi daerah – daerah kuno di seluruh Nusantara, Seperti :
·Bahasa Aceh Kuno
·Batak Kuno
·Minagkabau Kuno
·Sunda Kuno
·Jawa Kuno
·Bali Kuno

1.Sejarah Bahasa Kawi
·Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak
bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang.
·Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat. Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.
Kita mungkin kerap menemui nama dan kata seperti Pustaka, Karya, Guru, Sastra, Indra, Wisnu, Wijaya, ataupun semboyan-semboyan seperti Kartika Eka Paksi ataupun Jalesveva Jayamahe. Nama-nama dalam bahasa Sanskerta tersebut merupakan suatu bukti bahwa hingga kini pun pengaruh India masih terasa kental di bumi Indonesia. Salah satu penyebabnya, budaya India merupakan budaya “asing” pertama yang sifatnya “maju” dan telah lama berasimilasi dengan budaya lokal Indonesia. Asimilasi ini kemudian diakui selaku bagian dari budaya

Indonesia itu sendiri. Seharusnya bahasa Sanskrit ini terus “populer” layaknya bahasa Arab, tetapi oleh sebab dahulunya ia eksklusif dikuasai oleh hanya struktur atas masyarakat dan ahli agama saja, tidak terlampau banyak orang menguasai dan menturun-temurunkan penguasaan bahasa ini.
Jika ditelusuri ke belakang, maka bahasa yang berkembang di Indonesia dapat dibagi dua kelompok. Pertama rumpun bahasa Papua dan kedua rumpun bahasa Austronesia. Rumpun bahasa Austronesia terdiri atas 200 jenis, sementara rumpun bahasa Papua terdiri atas 150 bahasa. Rumpun bahasa Papua berkembang di wilayah timur nusantara, termasuk Timor Timur, kepulauan Maluku dan Papua Barat. Rumpun bahasa Austronesia juga merasuk ke wilayah- wilayah ini.
Jika bukti tertulis yang hendak dikedepankan dalam masalah bahasa ini, maka prasasti Muara Kaman, yang berlokasi di Kalimantan Timur, 150 km ke arah hulu Sungai Mahakam, dapat diambil selaku titik tolak tertua. Prasasti tersebut dicanangkan tahun 400 Masehi. Hal yang menarik adalah, prasasti tersebut menyuratkan adanya proses asimilasi dua budaya. Pertama Indonesia asli, kedua pengaruh India. Proses ini terlihat dari isi prasasti yang berlingkup pada perubahan nama.
Prasasti di Muara Kaman tersebut menceritakan Raja Kudungga punya putra namanya Acwawarman. Acwawarman punya tiga putra dan yang paling sakti di antara ketiganya adalah Mulawarman. Acwawarman dan Mulamarman adalah bahasa Sanskrit, sementara Kudungga adalah bukan dan kemungkinan besar adalah nama yang berkembang sebelum datangnya pengaruh India dan agama Hindu. Jadi, nama Kudungga dapat dikatakan sebagai nama “Kalimantan” asli atau “Indonesia” asli. Pola ini diubah dengan mahirnya oleh para jenius lokal Indonesia, sehingga turunan langsung dari Kudungga otomatis langsung mengadaptasi Sanskrit sebagai bahasa penyebut gelarannya.
Bahasa Sanskerta yang dibawa dari India, setelah masuk ke Indonesia berangsur-angsur mengalami perubahan. Di Jawa misalnya, bahasa hasil asimilasi Sanskerta dengan budaya lokal lalu dikenal dengan Kawi. Bahasa Kawi atau juga dikenal sebagai Jawa Kuno kemudian menyebar ke pulau lain. Di Sumatera Barat bahasa ini berkembang lewat kekuasaan raja-raja vassal Jawa semisal Adityawarman. Namun, sulit dipungkiri bahwa bahasa Kawi dipengaruhi secara besar oleh bahasa Sanskrit.
Saat itu pula, nusantara dikenal dengan penggunaan 3 bahasa yang punya fungsi sendiri- sendiri. Pertama bahasa Jawa Kuna sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, Melayu Kuna sebagai bahasa perdagangan, dan Sanskerta sebagai bahasa keagamaan. Di era Hindu-Buddha jadi mainstream di nusantara, Sanskerta merupakan kelompok bahasa “tinggi” yang dipakai dalam kepentingan keagamaan maupun bahasa formal suatu kerajaan. Bahasa ini cukup “elitis” layaknya bahasa Yunani dan Latin pada Abad Pertengahan Eropa.
Selain bahasa, huruf Pallawa yang digunakan untuk menulis kosa kata Sanskerta pun turut menyumbangkan pengaruh para huruf-huruf yang berkembang di Indonesia seperti Bugis, Sunda, ataupun Jawi yaitu bahasa Kawi yang saat ini menjadi pembahasan kami.
Bahasa Jawa Kuno yang ada pada Nagarakrtagama sulit dipahami oleh penutur bahasa Jawa sekarang, karena ia bukan bahasa Kawi yang terdapat dalam karya klasik Jawa, seperti karangan Ranggawarsita dalam abad ke-19. Bahasa Jawa Kuno yang dituturkan Mpu Prapanca, lebih tua lagi. Dapat didefenisikan sebagai bahasa Jawa dari zaman sebelum masuknya Islam di Jawa, yang diilhami peradaban Hindu-Budha Jawa.

Robson yang menguasai bahasa Jawa Kuno itu juga mengungkapkan siapa Mpu Prapanca yang selama ini dipertanyakan banyak orang.
Bhajrodhakasraya merupakan karya sastra Bali klasik yang berupa wacanan tulis dan berbentuk prosa. Teks tersebut ditulis di atas kertas berukuran folio dengan huruf Bali dalam bahasa Kawi-Bali . Teks Bhajrodhakasraya cukup menarik untuk diteliti karenan di dalamnya memuat konsep ajaran etika dan ketuhanan (widhi tatwa) yang terkait dengan ajaran agama Hindu dan Budha. Berkaitan dengan hal itu, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah masalah bentuk, fungsi, dan makna teks Bhajrodhakasraya. Berdasarkan hasil analisis, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut (1) teks Bhajrodhakasraya ini ceritanya dibentuk dalam episode-episode yang terdiri atas delapan episode dengan menggunakan bahasa Kawi – Bali. Pemakaian bahasa tersebut diwarnai pula dengan pemanfaatan kata-kata Kawi – Bali yang berinfik, bersufik, bentuk ulang, dan gaya bahasa (perbandingan, hiperbola, dan litotes). Struktur naratif teks Bhajrodhakasraya disusun dengan unsur-unsur seperti, tema, tokoh, dan latar yang saling berkait. (2) Fungsi teks Bhajrodhakasraya dalam masyarakat Bali adalah sebagai sarana hiburan, sebagai sarana pendidikan (etika), dan sebagai ajaran ketuhanan (widhi tatwa). (3) Makna teks Bhajrodhakasraya dalam konteks sosial religius masyakat Bali adalah (a) pengamanalan dharma untuk menyiasati adharma, (b) asubha karma tidak perlu dibahas dengan asubha karma, dan (c) memberi kesempurnaan hidup pada manusia.
Setelah kebudayaan tulis seni sastra pun mulai berkembang dengan pesat.
Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Di dalam disertasi ini dibahas pengaruh bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia pada semua tataran. Pada tataran fonologis ditemukan peminjaman fonem dan gabungan fonem bahasa Jawa yang dulunya tidak terjadi di dalam bahasa Indonesia; pada tataran morfologis dan sintaktis ditemukan peminjaman pola sintaktis dan morfem fungsi bahasa Jawa; dan pada tataran leksikal terdapat peminjaman kata dan ungkapan bahasa Jawa.
Peminjaman itu disebabkan oleh beberapa faktor yang langsung mempengaruhi bahasa Indonesia, antara lain :
(i)kelompok etnis/penutur bahasa non-Jawa yang tinggal di pulau Jawa yang memungut dan menyebarkan unsur-unsur bahasa Jawa,
(ii)kelompok etnis/penutur Jawa yang berada di permukiman kelompok etnis non-Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia,
(iii)tulisan bahasa Indonesia yang ditulis oleh kelompok etnis/penutur bahasa Jawa,
(iv)pidato-pidato para pejabat dan tokoh masyarakat yang berasal dari kelompok etnis/penutur bahasa Jawa,
(v)penerjemahan atau salinan literatur bahasa Jawa Kuno ke dalam bahasa Indonesia oleh kelompok etnis/penutur bahasa Jawa atau non-Jawa.
Peminjaman unsur bahasa Jawa itu juga menghasilkan, antara lain :
(i)unsur-unsur yang lebih sopan dari bahasa Melayu (bahasa Indonesia), seperti tinja untuk tai dan ke belakang (neng mburi) untuk berak;
(ii)unsur-unsur ungkapan puitis, seperti watas (batas) dan waja (baja);
 
 
(iii)beberapa konsep modern dari Barat yang belum ada padanannya dalam bahasa Melayu (bahasa Indonesia), seperti wawancara ‘interview’, mogok ‘to strike’, dan imbuhan ‘affix’.
BAHASA KAWI
Keping Tembaga Laguna, sebuah tulisan dengan aksara Kawi dari Filipina tahun 900 M. Jenis Abugida Bahasa yang dituturkan Indonesia, Filipina, Malaysia Masa digunakan abad ke-8 8th– abad ke-16 Silsilah

SEJARAH BAHASA JAWA



Sastera Jawa Kuno
Sastera Jawa Kuno menurut rekod tertulis bermula sekitar abad ke 9 Masehi sehingga abad ke 14 Masehi. Sastera Jawa Kuno dalam bahasa Jawa yang pertama dikesan adalah Prasasti (Batu bersurat) Sukabumi. Batu bersurat Sukabumi berbentuk sastra ini ditulis dengan baik dalam bentuk prosa atau puisi.

Sastra Jawa Pertengahan
Sastera Jawa Pertengahan muncul di kerajaan Majapahit, mulai dari abad ke-13 sampai sekitar abad ke-16 Masehi. Setelah ini, sastera Jawa Pertengahan diteruskan di Bali menjadi Sastra Jawa-Bali. Pada masa ini muncul karya-karya puisi yang berdasarkan metrum Jawa atau Indonesia asli. Karya-karya ini disebut kidung.

Sastra Jawa Baru
Sastera Jawa Baru muncul dengan kemasukan agama Islam di pulau Jawa dari Demak antara abad 15 - 16 Masehi. Dengan masuknya agama Islam, orang Jawa mendapatkan ilham baru dalam menulis karya sastera mereka. Maka pada masa-masa awal, zaman Sastera Jawa Baru, banyak pula digubah karya-karya sastra mengenai agama Islam. Suluk Malang Sumirang adalah salah satu yang terpenting. Gaya bahasa pada masa-masa awal masih mirip dengan Bahasa Jawa Tengahan. Setelah tahun ~ 1650 Masehi, bahasa Jawa gaya Surakarta menjadi semakin dominan. Setelah masa ini, ada pula renaisans Sastra Jawa Kuna. Kitab-kitab kuna yang bernafaskan agama Hindu-Buddha mulai dipelajari lagi dan digubah dalam bahasa Jawa Baru. Sebuah jenis karya yang khusus adalah karya sastra yang disebut babad. Karya ini menceritakan sejarah. Jenis ini juga didapati pada Sastra Jawa-Bali.

SEJARAH PENYEBARAN BAHASA JAWA 
Penduduk Jawa yang berpindah ke Malaysia turut membawa bahasa dan kebudayaan Jawa ke Malaysia, sehingga terdapat kawasan pemukiman mereka yang dikenal dengan nama kampung Jawa, padang Jawa. Di samping itu, masyarakat pengguna Bahasa Jawa juga tersebar di berbagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kawasan-kawasan luar Jawa yang didominasi etnis Jawa atau dalam persentase yang cukup signifikan adalah : Lampung (61%), Bengkulu (25%), Sumatra Utara (antara 15%-25%). Khusus masyarakat Jawa di Sumatra Utara ini, mereka merupakan keturunan para kuli kontrak yang dipekerjakan di berbagai wilayah perkebunan tembakau, khususnya di wilayah Deli sehingga kerap disebut sebagai Jawa Deli atau Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Sedangkan masyarakat Jawa di daerah lain disebarkan melalui program transmigrasi yang diselenggarakan semenjak jaman penjajahan Belanda.
Selain di kawasan Nusantara ataupun Malaysia. Masyarakat Jawa juga ditemukan dalam jumlah besar di Suriname, yang mencapai 15% dari penduduk secara keseluruhan, kemudian di Kaledonia Baru bahkan sampai kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian kecil bahkan menyebar ke wilayah Guyana Perancis dan Venezuela.


Berikut Contoh Makalahnya 

 Alit Janiartha :   Klik To Download 




 
·Kawi
Aksara serumpun

Cara Install Ubuntu Server 12.04 LTS Lengkap Dengan Gambar

Cara Install Ubuntu Server 12.04 LTS Lengkap Dengan Gambar

Cara Install Ubuntu Server 12.04 LTS Lengkap Dengan Gambar - Selamat datang para pengunjung sharingnetworking , SNC kembali update atau mengsharing ilmu lagi, kali ini topiknya tidak kalah menarik dari sebelum yaitu Cara Install Ubuntu Server. dan saya akan menjelaskan sedikit tentang Ubuntu agar sobat bukan hanya bisa menggunakan ubuntu tetapi dapat mengetahui apa itu ubuntu.
Ubuntu Server adalah Sebuah sistem operasi yang di buat oleh komunitas dari seluruh dunia yang di dukung secara penuh oleh perusahan Canonical dibidang support , konsultasi , dan sertifikasi. dan Ubuntu Server telah dibuat berdasarkan kernel Linux yang berbasiskan Distro Debian yang sudah terkenal stabil dan exist sampai saat ini.
Perbedaan Ubuntu Server dan Ubuntu Desktop ?
Ubuntu Desktop adalah pada kernel dan fitur GUI dan dimana Ubuntu Server adalah kernel yang dibangun khusus untuk keperluan server dan tidak menyertakan GUI dalam penggunaanya.

Mungkin itu sedikit penjelasan dari saya , dan mungkin kita tidak usah berlama-lama lagi.
Langsung saja masuk ke tahap instalasi Ubuntu Server.

1.Pastikan Urutan boot pada komputer sudah di CD /DVD ROM dibagian pertama.

2.Kemudian boot komputer dengan CD ubuntu server hingga muncul tampilan untuk memilih bahasa.

 3. Selanjutnya pilih jenis Ubuntu server yang akan di install , untuk standar server sobat dapat memilih yang pertama.

4. Kemudian sobat akan di minta untuk memilih bahasa instalasi ubuntu.
5. Setelah itu akan di minta untuk memilih negara tempat tinggal sobat. Untuk Indonesia Pilih dari Menu "Other -> Asia -> Jakarta"
6. Kemudian akan diminta untuk menentukan layout keyboard yang sobat gunakan , dan sobat dapat meminta installer mendeteksi keyboard secara otomatis.



7. Jika langkah sebelumnya sobat memilih "NO" maka sobat dapat menentukan jenis keyboard yang digunakan secara manual. Kebanyakan Komputer di indonesia menggunakan keboard layout USA.
 
8. Selanjutnya installer akan mendeteksi semua perangkat keras server secara otomatis dan memuat beberapa komponen tambahan untuk proses instalasi , kemudian sobat akan diminta untuk membuat menentukan nama host server sobat.



9. Kemudian diminta untuk menentukan lokasi dimana sobat tinggal ataupun server tersebut di pasang.
10. Kemudian sobat mungkin akan diminta untuk menentukan alamat IP server beserta gateway dan DNS , namun biasanya proses ini akan dilewatkan karena alamat IP server akan didapatkan secara otomatis dari server DHCP tersebut.
11. Kemudian setelah itu akan di minta untuk memilih cara membuat partisi harddisk. Untuk membuat server baru di rekomendasikan memilih pada pilihan kedua sangat disarankan , karena tipe partisi LVM memiliki fleksibilitas dalam mengatur harddisk server di kemudian hari.



12. Setelah memilih cara membuat partisi , kemudian akan di minta memilih harddisk mana yang akan dibuat partisi. Jika server sobat hanya memiliki sebuah harddisk, makan secara otomatis akan jatuh pada harddisk tersebut.


13. Kemudian akan diminta melakukan konfirmasi untuk pilihan sobat, untuk menyetujui pilih yes dan Enter.





14. Pada langkah ini , sobat diminta untuk menentukan berapa kapasitas harddisk yang digunakan oleh partisi yang berbasis LVM ini.




15. Setelah itu installer akan menginformasikan struktur partisi yang telah dibuat , Jika Sobat setuju pilihlah Yes

16. Setelah partisi selesai dibuat, installer akan segara melakukan proses penyalinan file sistem ke harddisk, proses ini akan memakan waktu kurang lebih 30 menit.

17. Selanjutnya, installer akan membutuhkan koneksi internet untuk membuat index dari repository , Jika tidak menerapakan proxy sobat cukup memilih continue




18. Setelah proses index selesai , akan menanyakan kepada sobat konfigurasi perilaku sistem, di sini pilih default saja yaitu : "No automatic updates" karena nanti akan melakukan update secara manual.

19. Pada langkah ini installer akan menawarkan untuk menginstall aplikasi apa saja untuk server nantinya , untuk mempermudah kita tidak usah memilih kemudian continue saja , kenapa ? karena nanti aplikasi yang kita mau dapat di install secara manual.

20. Setelah proses selesai, langkah selanjutnya sobat diminta untuk menentukan dimana boot loader akan diletakkan.

21.Setelah mengikuti langkah langkah di atas tanpa kesalahan apa pun maka sekarang proses instalasi sudah selesai dengan baik.

22. Kemudian server tersebut akan reboot , dan akan muncul seperti tampilan berikut.

Demikian ilmu yang dapat saya berikan tentang Cara Install Ubuntu Server. jangan lupa kunjungi terus SNC , karena akan update terus dan topiknya tidak kalah menarik dari yang satu ini.